FR: Seminggu Bermalam di Semarang

FR: Seminggu Bermalam di Semarang



       
Row Depan Hotel Semesta Semarang

 PNA, (12/6/2015) - Lama sudah tidak mengunjungi Semarang. Ibukota Jawa Tengah ini mempunyai kesan tersendiri bagi saya yang pernah menetap di kota Lumpia ini walau hanya 1 tahun saja pada sekian waktu silam.
Kali ini, di bulan Juni 2015, saya mendapat kesempatan untuk bertandang mengikuti suatu pelatihan keterampilan dan menginap di hotel Semesta Semarang di daerah Kranggan selama satu minggu. Di sela-sela istirahat, saya menyempatkan diri untuk berkeliling di sebagian sudut kota ini sekedar bernostalgia dan “kopi darat” dengan kawan-kawan yang menetap di sini dalam perantauannya mengais rezeki. Tentu saja ada yang berubah dari kota ini setelah lama kutinggalkan namun tidak banyak. Yang kentara saya lihat cuma di berubahnya jenis meskapai yang menuju ke kota ini dan transportasi si “ular besi” serta beberapa lokasi kuliner yang lebih dirapihkan oleh pemerintah setempat.

Satu hal yang berkesan adalah di tempat tinggal sementara saya di hotel tersebut. Ya, hotel bintang 3 ini sekilas tampak seperti bangunan jasa hospitality penginapan pada umumnya, Setting elegan sudah tampak mulai dari ketika saya masuk menuju lobi utama melalui area parkir yang unik. Menjadi unik bagi saya karena ruang-ruang fasilitas rapatnya berada di bangunan dan area serambi depan; berbeda dengan hotal-hotel pada umumnya, yang mana ruang-ruang rapat dan seminar terletak di bangunan utama di lantai-lantainya yang  bernomor kecil.

Area Lobi Hotel Semesta

Mini Resto Hotel Semesta


 







Hotel bertingkat 5 ini kurang lebih memiliki 30an kamar di tiap lantainya, mulai dari lantai 2 sampai dengan 5. Ya, mulai dari lantai 2, karena lantai 1-nya berupa ruang penerimaan tamu dan ruang makan/ mini resto. Selama saya menginap di salah satu kamar di sini, kebersihan dijaga oleh para crew hotel, laundry tepat waktu diambil oleh petugas di pagi hari sekitar pukul 08.00, namun terkadang masih suka agak terlambat mengembalikan hasil cucian laundry-nya sesuai dengan yang tertera di layanannya, tapi hanya sekali waktu saja laundry dikembalikan di keesokan harinya di pagi hari. Tapi tidak apa-apa, mudah-mudahan hal ini bukan karena kesengajaan; komitmen melayani tamu secara umum saya lihat memuaskan.


Masjid Baitun Ni'mah (Lantai 2 Hotel)
Saya pun sempat membaca sejarah singkat hotel ini. Menurut informasi di situ, Usaha hospitality ini dibangun oleh komunitas pengusaha muslim menggunakan lahan sekitar 1 hektar milik PHI Semarang. Tidak perlu takut tertinggal waktu solat, karena suara azan pun terdengar walau sedang berada di lorong depan kamar. Speaker lorong memperdengarkan azan tanda waktu masuk solat di tiap lantainya. Masjid pun cukup luas bahkan bisa dipakai untuk solat Jumat. Al-Quran ukuran sedang disiapkan pula di meja kamar. Tiga buah fasilitas ini lah yang jarang saya temui di hotel-hotel. Hal ini yang membuat kesan istimewa dari hotel ini. Muslim di sini dibuat nyaman untuk beribadah, terutama solat lima waktu. Walaupun begitu, bukan berarti yang non-mulsim tidak boleh menginap di sini, karena ini merupakan hotel untuk umum.
Lorong Depan Kamar. Suara Azan pun Terdengar Jelas dari Speaker Lorong
 Bagi pengusaha muslim lainnya di bidang apapun, model bisnis seperti ini bisa dijadikan contoh. Tidak perlu malu menunjukkan dan memfasilitasi identitas muslim kita dalam berniaga. Hal ini insya Alloh tidak mengurangi keuntungan dalam perniagaan, apalagi jika diniatkan berda’wah, akan menjadi nilai tambah dalam bisnis-bisnis Anda. (PNA)